Apa saja yang bisa dilakukan orang tua dalam upaya mencegah anak terlibat perilaku bullying atau perundungan?

Purwokerto – Perilaku bullying telah menjadi momok yang semakin meresahkan di kalangan anak-anak dan remaja. Merebaknya berita-berita di media elektronik maupun media sosial tentang bullying menjadi bukti bahwa masih tingginya tindakan perundungan yang terjadi di Indonesia.

Padahal kita tahu bahwa dampak dari tindakan bullying sangatlah besar. Tidak hanya berdampak pada kesejahteraan fisik dan emosional anak yang menjadi korban, tetapi juga pada pelaku dan lingkungan sekitarnya. 

Orang tua memiliki peran yang penting dalam mencegah anak terlibat tindakan bullying atau perundungan. Hal tersebut disampaikan ustaz Parjiyana, S.Pd., Kons. (Konselor di Biro Psikologi AABS) dalam FYP Episode Stop-Bullying.

Ustaz Parjiyana mengatakan, peran orang tua dalam mencegah perilaku perundungan yakni dengan membekali anak tentang keimanan, keislaman, memberikan contoh yang baik, dan menanamkan pendidikan bahwa membantu orang lain adalah suatu amal yang baik.

“Orang tua itu harus bisa memberikan pemahaman tentang ramah. Maksudnya berbuat baik kepada orang lain. Nak kamu harus ramah, artinya kamu harus berbuat baik kepada orang lain.” Jelas ustaz Parjiyana.

Baca Juga: Cegah Bullying Siswa, SMP AABS Purwokerto Gelar Kegiatan Mengundang Tokoh Pakar Psikolog

Bentuk berbuat baik itu misalnya ajarkan anak agar berperilaku suka memberi, karena dengan memberi dia (anak) akan terjadi interkasi yang baik. Apa yang diberi? memberi itu bisa berupa makanan, kata-kata yang baik, atau menolong. Jadi memberi itu bisa dengan modal atau perlakuan baik kepada orang lain.

Dengan demikian jika konsep ramah ini orang tua tanamkan ke anak, maka dapat meminimalisir bullying, bahkan si anak tidak akan melakukan bullying. Anak akan jauh dari intimidasi, perlakuan fisik, dan mengancam.

Untuk langkah pencegahan lengkapnya dapat menonton video berikut (klik link ini).