Purwokerto – Karakter peduli sosial merupakan suatu sikap dan tindakan yang menunjukkan bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar, baik secara moril maupun materiil.
Pembentukan karakter peduli sosial ditujukan untuk membentuk jiwa dermawan dan rasa peduli pada diri siswa dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan kemasyarakatan.
Salah satu langkah yang dilakukan Al Irsyad Al Islamiyyah Boarding School (AABS) Purwokerto dalam membentuk karakter peduli lingkungan sosial adalah dengan mengajak siswa mengajar di sebuah SD Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
Tak hanya mengajar, siswa SMA dan MA AABS juga terjun langsung ke masyarakat untuk menggali permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat Desa Nyalembeng.
Ini merupakan serangkaian kegiatan Leadership Camp bagi siswa level X dan XI SMA-MA AABS Purwokerto, yang berlangsung di Bukit Tangkeban, Pemalang pada Senin-Selasa (20-21 November 2023).
Siswa AABS berkesempatan mengajar tentang konsep ramah meliputi 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) kepada adik-adik di SD 01 & 02 Nyalembeng.
Baca Juga: Bina TPQ, Bakti Santri AABS kepada Masyarakat Sekitar
Beragam cara dalam menyampaikan perilaku sopan santun di sekolah, agar adik-adik dari SD Nyalembeng mudah memahaminya.
Ada yang mempraktikkan secara langsung bagaimana cara berperilaku sopan kepada orang tua, guru, maupun teman sebaya. Bahkan ada yang mengajarkan konsep ramah dan sopan santun melalui permainan/ games interaktif.
Konsep Ramah 5S
Budaya ramah dan sopan santun menjadi suatu karakter pada diri siswa AABS dan sudah menjadi suatu kebiasaan di lingkungan sekolah.
Melalui Biro Psikologi, program budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) tercermin pada siswa-siswi AABS. Program ini merupakan kegiatan yang sederhana, namun memiliki peranan dalam pembentukan karakter peserta didik.
Ketika berpapasan dengan orang lain (teman, guru, maupun masyarakat umum), siswa AABS terbiasa menebarkan senyum, kemudian memberi salam atau menyapa. Kebiasaan bersalaman dan mencium tangan dengan guru ketika berpapasan juga sudah membudaya pada diri siswa.
Jika budaya sopan santun telah tertanam di hati anak didik, maka akan tercipta hubungan yang harmonis di lingkungan sekolah.
Selain itu, akan muncul kenyamanan dan keharmonisan sehingga proses yang berlangsung di sekolah dapat berjalan dengan baik.
Baca Juga: Siswa AABS Siap Jadi Pemimpin yang Berkarater Islami